Postingan

PUISI_MUHYIDIN YASIN_25_XI3

 Karya : Muhyidin Yasin  Absen : 25 Kelas : XI Merdeka 3 Game Di dunia maya aku melangkah penuh tantangan tanpa lelah Pixel menari suara bergema menyatu dalam satu skema Setiap level ujian datang butuh taktik bukan sembarang Menekan tombol sigap berpikir menang bukan hanya sekadar takdir Jatuh bangun, aku coba, bukan soal siapa yang juara. Skill dan tekad yang bicara, bukan jalan pintas tanpa makna. Bermain jujur, nikmati proses, bukan curang, bukan protes. Sama seperti hidup ini, tumbuh karena usaha sendiri.

RESENSI

Nama : Muhyidin Yasin  Kelas : XI Merdeka 3 Absen : 25 Balas Dendam Anak Iblis    Identitas Cerpen Judul : Anak Kembar Penulis: Kevin Ardiansyah  Genre: Horor Mistik Jumlah kata : 529 kata Sinopsis:         Cerita ini mengisahkan kehidupan sepasang suami istri, Hardjo dan Pertiwi, yang kesulitan mendapatkan keturunan. Mereka akhirnya meminta bantuan seorang nenek misterius yang memperkenalkan mereka kepada kekuatan gelap. Nenek itu memberikan solusi dengan syarat Pertiwi harus menyembah iblis dan merawat anak kembar yang akan lahir hingga usia 10 tahun. Setelah melahirkan, mereka mendapati bahwa salah satu anaknya, Kumala, cantik dan baik hati, sementara Sumala, kembarannya, berwujud seperti iblis. Karena tidak tahan melihat wujud Sumala, Hardjo membunuhnya. Namun, kematian Sumala membawa petaka. Di ulang tahun Kumala yang kesepuluh, Sumala bangkit kembali untuk membalas dendam, merasuki Kumala, dan menghancurkan orang-orang yang dulu menyakitinya...

KISAH KU

 KISAH KU Hampir sepanjang hidupku, aku telah dikaruniai berbagai pengalaman yang telah memperkuat diriku, membentuk pribadi sepertiku. Pada awalnya, aku dilahirkan saat keluargaku dalam kesulitan. Aku tumbuh dalam keluarga sederhana dan kedua orang tuaku terus memberi tahu anak-anaknya untuk berjuang. Ayahku tidak pernah berhenti bekerja keras setiap hari, dia kehabisan napas setelahnya, namun aku tetap melihat kepadanya. Ibu, ibu yang pernah duduk setelahnya, tidur : mereka berdua ingin anak-anaknya memiliki hal-hal yang baik. Pengalamanku di samping mereka sepanjang hari membantuku memahami makna ketekunan dan kerja sejak awal kehidupanku. Misalnya, aku duduk di sekolah dasar berperilaku pasif dan pemalu, aku canggung dalam situasi baru dan merasa tidak percaya diri. Namun, aku akhirnya mampu bersosialisasi dan bersikap ramah kepada teman-temanku. Itulah saat aku merasa diriku sendiri seorang yang percaya diri, sekitar ketika aku berumur 15 tahun. Aku merasa stress dengan banyak...